“Meriah”-nya Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Di daerah tempat saya berdomisili sekarang saat hari kerja (baca: Tebet), perayaan Maulid Nabi sungguh ‘semarak’.

Bayangkan, acara tersebut pasti diselingi dengan ledakan-ledakan kembang api yang cukup keras untuk mengganggu aktivitas penduduk lain di malam hari. Bahkan mungkin ada yang sudah tidur menjadi terjaga karena letusan kembang api yang terdengar dimana-mana. Tidak lupa seperangkat sound system yang selalu siap untuk memperdengarkan lantunan sholawat. Dari sepengalaman saya, acara seperti ini minimum berakhir jam 22, dan bisa selesai lebih malam.

Esok paginya, kondisi yang miris terjadi. Saya mellihat sampah kertas berserakan dimana-mana. Di jalan warga, selokan, dan sebagainya. Sampah itu adalah produk dari kembang api (bisa dibilang lebih mendekati petasan betawi mungkin ya) yang dengan semangat dan bahagianya diledakkan oleh sekelompok peserta di tengah-tengah area yang padat penduduknya seperti Tebet ini.

Saya pun berpikir, jika memang ingin merayakan, apakah memang harus dalam bentuk seperti ini perayaan hari kelahiran Nabi kita tercinta Muhammad SAW? Sungguh saya sadar, ini merupakan pertanyaan klasik yang sering terulang. Namun, untuk kali ini saya baru merasakan kondisi yang cukup mengganggu seperti ini.

Saya bukanlah orang yang pandai ilmu agama, yang bisa dengan cermat menentukan landasan dan dasar agama untuk setiap perbuatan yang kita lakukan. Namun satu hal yang saya yakini bahwa kegiatan seperti ini, yang dapat mengusik aktivitas penduduk di malam hari dengan suara letusan petasan dan sampah yang berserakan, merupakan kegiatan yang bisa menodai hubungan dengan sesama manusia (hablumminannas) baik untuk sesama Muslim atau non-Muslim. Titik. Pembelaan apapun dari kegiatan seperti ini, entah pembelaan izin acara yang sudah didapatkan atau pembelaan dari hadits, saya anggap hanyalah pembenaran semata. Karena hablumminannas adalah hal mutlak untuk selalu dijunjung tinggi.

Sungguh sangat disayangkan jika acara maulid diwarnai dengan kegiatan hura-hura seperti ini. Untuk selanjutnya, Saya hanya berharap supaya acara perayaan maulid Nabi Muhammad SAW berjalan lebih tenteram dan syahdu. Saya juga berharap agar para penyelenggara kegiatan ini lebih bijak dalam menjalankan acara maulid Nabi.

Curahan Hati Sang Lampu Merah

Duhai,

maukah kalian mendengarkan cerita pilu yang telah terjadi pada diriku ini? Tolong dengarkanlah, dengar baik-baik.

Alkisah pada suatu masa di suatu kota indah nan permai, telah terjadi suatu ketidakberaturan lalu lintas yang kronis di jalan raya. Kendaraan saling serobot di persimpangan, tidak ada yang mau mengalah untuk berhenti. Kecelakaan pun sering tak terelakkan. Menanggapi hal ini, para pemegang tampuk kekuasaan negeri tidak tinggal diam. Mereka bekerja larut malam untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang terjadi.

Singkat kata, terciptalah kami, lampu lalu lintas, bersama seperangkat komponen pengatur lalu lintas lainnya (Pak Polisi, rambu lalu lintas, marka jalan, dsb). Kami bertugas untuk mengatur laju kendaraan pada setiap persimpangan. Kami atur para pengendara dengan memberikan tanda berupa warna lampu, apakah kendaraan harus berhenti atau tetap melaju. Kami berperawakan tinggi dan berwarna merah, kuning, dan hijau. Elok dilihat, namun tetap gagah mengatur. Saudaraku yang pertama, si kuning, memberikan tanda bahwa para pengendara harus bersiap untuk berhenti atau melaju. Sementara saudaraku yang terakhir, si hijau, memberikan tanda bahwa pengendara diperbolehkan untuk melaju. Kami, sebagai pengatur lalu lintas, selalu berkoordinasi dengan lampu lalu lintas di persimpangan lainnya supaya arus kendaraan tetap berjalan tertib.

Seiring waktu berjalan, para masyarakat di kota ini semakin bertambah. Maklum, kota dengan latar belakang sejarah yang besar ini memang memiliki daya tarik yang sangat tinggi untuk ditinggali. Otomatis, tanpa disadari, jumlah kendaraan pun semakin banyak. Bayangkan, dahulu kami para petugas lampu lalu lintas paling hanya mengatur sekitar 200,000-an kendaraan. Namun sekarang mungkin jumlahnya sudah meningkat pesat sepuluh kali lipat, yaitu sekitar 2 juta-an!

Tugas berat pun tidak pernah luput menghiasi hari kerja kami.  Kami harus selalu bekerja ekstra mengatur jumlah kendaraan yang semakin hari semakin bertambah terus!

Di kota ini, pertambahan kendaraan tidak diimbangi secara proporsional dengan pertambahan ruas jalan raya. Pertambahan ruas jalan raya sangat kecil, jauh jika dibandingkan dengan kendaraan. Dengan kondisi seperti ini, pastilah timbul kemacetan. Kemudian, aku perhatikan lama kelamaan perilaku para pengendara semakin menjengkelkan. Perilaku ini dipicu oleh kemacetan yang sudah melanda di beberapa ruas jalan kota.

Kau tahu? Mereka mulai mengabaikan diriku! Mereka lebih menyukai saudaraku Si Hijau! Aku hanya dianggap jika ada Pak Polisi saja! Jika tidak ada Pak Polisi, mereka bablas saja walau diriku sedang menyala, tidak peduli apakah ada kendaraan lain yang melaju dari sisi yang lain. ‘Yang penting cepat sampai, kecelakaan urusan belakangan’, mungkin itu slogan mereka saat ini.

Sekarang, Si Hijau merupakan primadona, menjadi warna yang sangat ditunggu-tunggu untuk menyala. Sementara diriku? Dihina dan dicaci, karena terlalu lama memberhentikan para pengendara.

Sungguh egois mereka! Lihatlah sekarang, jika mereka berada di sisi saat aku sedang menyala, mereka tetap melajukan kendaraan, meskipun di sisi lain si Hijau juga sedang menyala. Sementara, jika mereka berada di sisi saat si Hijau sedang menyala, mereka akan membunyikan klakson sebrutal-brutalnya, bahkan terkesan ingin menabrak, jika mereka melihat kendaraaan dari sisi lain menerobos diriku.

Apakah kondisi ketidakberaturan yang kronis pada dulu kala akan terulang? Aku pribadi tidak ingin terjadi seperti itu. Aku ingin seperti dulu, dimana aku, dan saudara-saudaraku diperlakukan secara adil dan tertib.

Walau kondisi saat ini sudah mulai memburuk, aku masih berharap kepada para pengendara berhati malaikat yang secara konsisten mematuhi kami para perangkat pengatur lalu lintas, entah separah apapun kondisi jalan raya. Mereka memang sedikit, namun hanya kepada mereka-lah kami berharap, supaya kondisi lalu lintas berangsur membaik seperti sedia kala.

Salam keteraturan,

Lampu Merah

Riders, Oh, Riders!

Di Jakarta, kemacetan adalah suatu hal yang sudah menjadi hal umum. Hampir di setiap ruas jalanan yang kita temui maupun lewati pasti ada penumpukan kendaraan. Suara klakson disana-sini merupakan irama pengiring aktivitas di Jakarta ini. Pada kali ini saya tidak ingin mempermasalahkan mengenai macetnya Jakarta, bukan juga ingin mempertanyakan kebijakan2 pemerintah yang harus dilakukan untuk mengurai kemacetan, karena menurut  saya permasalahan ini terlalu kompleks, dan menurut saya hanya bisa diselesaikan jika semua komponen masyarakat yang ada di Jakarta bekerja sama, bersatu padu untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan dipimpinnya Jakarta oleh Jokowi-Ahok sekarang, saya optimis Jakarta akan menjadi ibukota yang lebih baik, namun sepertinya tidak dalam waktu dekat karena banyak sekali masalah di Jakarta ini. Always full support to you anyway JB, keep up the good work. Continue reading

My Oath

I promise I will not disappoint my beloved father and mother, who always take care of me. For any mistakes and faults that I’ve done to you, please forgive me. As big as, as much as and as often as anything mistakes that I’ve done since I live, I will always do my best to make you happy, whatever happens to me. You’re my number one for me. I promise, mother. I promise, father.

Love you,

Your dearest son.

ya, memang sudah seperti itu jalannya..

Hai, saya ingin sedikit menceritakan keputusan yang saya ambil untuk bekerja.

Saya sekarang sedang bekerja di salah satu perusahaan EPC yaitu Petrofac IKPT International yang berada di Jl. Prof Dr Soepomo di daerah Pancoran. Saya udah mulai kerja dari tanggal 2 April 2012. Sesuai dari pos saya yang lalu, saya juga mengikuti proses rekrutmen PT Halliburton Indonesia. Nah, selama proses rekrutmen di Halliburton berlangsung, sudah datang tawaran kerja dari Petrofac. Continue reading

Tempat jalan-jalan yang bagus = tempat sholat yang nyaman

Beberapa hari yang lalu, tepatnya pada Minggu siang, saya dan teman-teman kontrakan mengadakan kumpul2 di Senayan City karena sudah lama kita tidak bertemu. Saat kumpul2 disana, kami sempat melaksanakan sholat dua kali di musholla Senayan City. Kalau dilihat-lihat mushollanya bagus, bersih, nyaman, luas, dan ber-AC lagi, sholat pun jadi terasa lebih enak walaupun dilakukan di tempat umum yang memang bukan dikhususkan untuk sholat seperti masjid.. Continue reading

Catatan Perjalanan Pendakian Gunung Gede 2-3 Juni 2011

Hmm,,bisa dibilang tulisan ini udah cukup basi, karena perjalanan ini dilakukan pada tahun lalu, 2011. Tapi daripada teronggok di tumpukan notes2 facebook yang ngga jelas, mending di share disini 😀  Semoga bermanfaat, happy reading!

Bermula dari keinginan untuk mengisi waktu saat libur panjang dari tanggal 2-5 Juni (Kamis-Minggu), sang penggagas, Austen, memberikan masukan untuk mengisi liburan dengan naik gunung. Ide tersebut muncul pada minggu sebelum perjalanan ini dilaksanakan. Karena banyak dari teman kami yang cukup antusias untuk melaksanakan ide ini, dibuatlah forum messages di Facebook yang berisi segala hal tetek bengek yang berhubungan dengan pendakian ini seperti rundown, peralatan yang harus dibawa, dll. Awalnya sih cukup banyak yang bergabung di forum ini dan terkumpul 10 orang yang sudah pasti akan berangkat (ada beberapa teman yang memang tidak bisa ikut walau sudah bergabung dengan forum). Akan tetapi sangat disayangkan jumlah tersebut menyusut menjadi 6 orang pada hari H, dan 4 orang tersebut, karena satu dan lain hal (baca : hoax) tidak dapat mengikuti perjalanan ini. Continue reading

Rekrutmen Halliburton (in progress)

Yak baru saja kemarin ini saya habis menjalankan proses rekrutmen Halliburton. Tesnya diadakan di kawasan Cilandak dan dimulai jam 08.00. Yang paling jadi kendala itu macetnya! Ngga tahan deh macet kota Jakarta, sepertinya kalo mau kerja atau ada janji di Jakarta musti berangkat lebih awal lagi dari waktu yang diperkirakan sebelumnya. Seperti saya kemarin, tes jam 8 tapi udah tau rumahnya jauh malah berangkat jam 6 :p, idealnya mungkin jam 5.15 kali ya.

Jadi langsung aja, tes kemarin itu terdiri dari dua tahap, yang pertama written test yang berisikan soal bahasa inggris dan soal logika. Soal bahasa inggris ini mirip2 seperti tes TOEFL (bagi yang udah pernah pasti tau), jadi ada bagian yang melengkapi kalimat, trus ada bagian yang benerin struktur kalimat, sama bagian reading. Nah untuk soal logika ini merupakan soal matematika dasar yang lebih banyak menggunakan logika, kita misal harus mencari hubungan antara kalimat satu dengan lainnya dan masih banyak tipe soalnya. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 1,5 jam. Selanjutnya