Kematian vs Kehidupan

Pada suatu hari Kematian dan Kehidupan bertemu satu sama lain, lantas mereka ngobrol:

Kematian : “Kenapa orang2 itu menyukai kamu, tapi mereka amat membenci aku?”

Kehidupan (menjawab sambil tersenyum) : “Orang-orang menyukaiku karena aku adalah ‘dusta yang indah’, sedangkan mereka membencimu karena kamu adalah ‘kebenaran yang menyakitkan’.”

Untuk renungan

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS 6:32)

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS 29:64)

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (QS 47:36)

Review Buku : Negeri Para Bedebah dan Berjuta Rasanya

Beberapa minggu yang lalu, saya telah selesai menuntaskan dua bacaan dari buku-buku yang saya beli bulan lalu. Bacaan ini merupakan sebuah karya dari penulis yang memiliki nama pena Tere Liye. Saya yakin tentu sudah banyak yang mengenal penulis ini,  karena bang Tere merupakan penulis yang cukup produktif. Sejauh ini yang saya tahu sudah ada sekitar 12 buku yang sudah dia tulis. Gaya penulisan yang sederhana namun indah tertulis, serta mengena di hati kerap mewarnai karya-karyanya. Berangkat dari sinilah, dimulai dengan rasa penasaran, lalu muncul keinginan untuk membaca lembaran-lembaran tulisan bang Tere 🙂

Buku pertama yang ingin saya review adalah Negeri Para Bedebah

13515921331585352658

Membaca buku ini membuat saya menjadi orang yang tidak sabar. Saya tidak sabar untuk membuka lembaran buku berikutnya. Ceritanya begitu seru, cepat, penuh intrik dan aksi yang membuat para pembaca mungkin ikut terhanyut ke dalam suasana buku tersebut.

Buku ini berkisah mengenai petualangan seorang yang bernama Thomas. Thomas adalah konsultan keuangan profesional yang terkenal, lulusan dari sekolah bisnis luar negeri ternama. Di tengah pekerjaannya yang sangat padat, tiba-tiba dia dikejutkan dengan berita bahwa ada rencana untuk penutupan bisnis Bank Semesta yang dimiliki oleh pamannya, Om Liem.  Jika hal ini terjadi, tentunya Om Liem akan kewalahan untuk mengganti semua uang nasabah yang totalnya bisa mencapai trilyunan rupiah. Bank Semesta sudah didakwa bermasalah dan tinggal menunggu waktu untuk penangkapan Om Liem dan ditutupnya Bank Semesta.

Dari hal itulah Thomas berkeinginan untuk menyelamatkan Bank Semesta. Bukan karena faktor saudara yang menyebabkan Thomas bertindak seperti itu, Thomas sendiri di dalam buku tersebut diceritakan sudah membenci Om Liem semenjak terjadinya peristiwa  yang tidak dapat dia lupakan di umurnya yang ke enam. Semenjak itu dia tidak pernah menjalin komunikasi lagi dengan Om Liem sampai kasus ini terjadi. Faktor yang mendorongnya adalah Thomas merasa ada yang tidak beres dalam kasus ini. Thomas mencurigai bahwa kasus ini merupakan sebuah konspirasi oleh sebuah sekelompok orang dan sengaja direkayasa untuk membuat bisnis Om Liem kolaps. Thomas menduga-duga bahwa kasus ini ada kaitannya dengan peristiwa yang tak terlupakan tersebut yang terjadi saat umurnya masih enam tahun. Continue reading

Ketika Orang ITS Menilai ITB

Bacaan yang menarik mengenai persepsi mahasiswa ITS terhadap ITB. Semoga perbedaan tidak menjadi batasan, tetapi justru menjadi alat untuk meraih kesinergisan.

Catatanku

Ada tulisan yang bagus dari seorang mahasiswa ITS Surabaya tentang ITB. Menarik juga untuk mengetahui bagaimana pandangan orang luar tentang ITB dan bagaimana ia membandingkan ITB dengan institusi pendidikannya sendiri. Menurut saya sebagian besar apa yang dikatakannya tentang ITB ada benarnya, meskipun sebagian lagi ada yang kurang tepat (ayo, tunjukkan yang mana?). ITS sebenarnya tidak perlu “minder” begitu terhadap ITB. Lagipula ITB, ITS, UI, UGM, dan semua perguruan tinggi lain yang ada di Indonesia diciptakan bukan untuk bersaing memperebutkan yang terbaik, tetapi bagaimana semuanya bersama-sama memajukan bangsa Indonesia yang besar ini.

Tulisan diambil dari sini.

Melawan Hegemoni ITB
Oleh: Bahtiar Rifai Septiansyah
Mahasiswa Teknik Perkapalan
12 April 2010 16:49:01

Malam itu, saya pergi berselancar bersama Eyang Google. Mata saya terbelalak melihat kata-kata berbunyi ”Melawan Hegemoni ITB” tercecer di milist alumni ITB. Padahal niat awal hanya mencari kabar tentang Dies Emas ITB setahun lalu (nama ITB resmi dipakai 2 Maret…

View original post 2,021 more words